Pentingnya Unsur Hara Makro Bagi Tanaman

Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya, memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satunya unsur hara, selain pemupukan. Jika kebutuhan unsur hara dan pemupukan dilakukan dengan tepat, tanaman pun akan tumbuh bagus. Tanaman buah juga bisa berbuah sekalipun tidak sedang musim berbuah.

Secara umum, tanaman memerlukan dua jenis unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Keduanya adalah unsur hara makro dan unsur hara mikro.Kekurangan unsur hara akan memengaruhi pertumbuhan tanaman, namun unsur hara yang berlebihan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.  Yang termasuk ke dalam unsur hara antara lain:

1. Nitrogen (N)

Unsur hara Nitrogen (N) bisa didapatkan pada pupuk urea dan Za. Nitrogen mutlak harus ada karena berperan dalam fase pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan awal) seperti pertumbuhan pucuk dan tunas daun, batang, akar, serta sebagai pembentuk zat klorofil hijau daun (sangat penting dalam tanaman sayuran hijau daun).

Nitrogen juga berperan dalam proses fotosintesis pada pembentukan protein dalam tubuh tanaman, lemak, dan proses senyawa lainnya. Pada fase vegetatif, unsur Nitrogen sangat dominan dalam pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan daun. Tanaman yang rimbun dengan daun yang hijau adalah efek dari unsur Nitrogen. Sumber Nitrogen organik berasal dari hijauan daun yang melapuk di sekitar tanaman.

Kekurangan unsur hara Nitrogen cenderung akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil, kurus, kecil dan pendek, daun tua berwarna hijau muda berubah kuning kemudian rontok. Jika berbuah, buah akan kecil, rontok dan cepat matang.

Sementara kelebihan Nitrogen akan membuat tanaman tumbuh meninggi seperti kekurangan sinar matahari, kualitas biji berkurang (terutama pada tanaman jagung), serta membuat pH tanah menjadi asam. Kondisi tanah yang asam akan mengakibatkan unsur Nitrogen tidak mudah terserap.

2. Phosphor (P)

Unsur hara Phosphor (P) mutlak harus ada untuk pertumbuhan tanaman. Pada pupuk pabrikan, phosphor terdapat pada pupuk TSP dan SP36. Unsur hara phosphor sangat dibutuhkan lebih banyak pada saat tanaman memasuki fase generatif (pembungaan dan pembuahan pada tanaman dewasa).

Phosphor merupakan kunci pembuahan pada tanaman buah, selain Kalium (K). Dua unsur hara ini sangat dibutuhkan pada tanaman yang memasuki fase generatif (pembungaan dan pembuahan). Phospor juga penting dalam pembentukan akar baru pada tanaman muda atau baru semai. Phospor lah yang memegang peranan pada kualitas buah, terutama citarasa buah setelah matang.

Kekurangan Phosphor akan membuat pembungaan terhambat. Akibatnya, proses terbentuknya buah pun akan terhambat karena pembungaan dan pembuahan merupakan proses linier, pembuahan terjadi jika ada proses pembungaan.

Kekurangan Phosphor akan membuat buah mengecil dengan kualitas rasa buah yang jelek, juga buah akan cepat matang. Ciri kekurangan Phosphor terlihat pada daun yang terlihat mengilap, pinggiran daun berwarna ungu, kemudian menguning dan mati kering.

Sementara jika kelebihan Phosphor akan membuat tanaman berbuah sebelum waktunya, terutama pada tanaman cabai. Setelah panen, tanaman pun akan mati. Ini juga terjadi pada tanaman buah anggur.

3. Kalium (K)

Dalam produk kimia pabrikan yang banyak dijual, unsur Kalium (K) ada pada pupuk KCL (berbentuk bubuk kemerahan). Unsur hara ini sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak pada saat tanaman memasuki fase generatif. Kalium berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat pada tanaman. Kalium akan memberi daya tahan terhadap kekeringan, bunga dan buah tidak mudah rontok.

Kekurangan Kalium akan membuat daun tua mengerut dan keriting, sementara pada daun akan timbul bercak merah kecokelatan, daun mengering dan rontok, buah tumbuh tidak sempurna (melipat, kadang membentuk cekungan). Mutu buah jelek, pada buah ketimun akan berukuran kecil, buah durian sering separuh matang dan buah mengeras.

Kekurangan Kalium juga akan membuat buah tidak tahan lama disimpan. Pada tanaman cabe, hasilnya sedikit dan cabai cepat membusuk. Pada cabai yang mendapat cukup Kalium, semakin lama disimpan akan mengering.Meski jarang, kelebihan Kalium membuat tanaman akan cepat berbuah sebelum waktunya.

Karena itu diperlukan pemupukan seimbang. Pilihlah NPK dengan kandungan hara seimbang seperti: 9-9-9, 13-13-13, 15-15-15 atau 16-16-16.

4. Sulfur/belerang (S)

Sulfur/belerang merupakan dua hal yang memiliki satu pengertian. Unsur belerang bisa diambil dari alam atau kawah gunung berapi dalam bentuk Sulfur berwarna kuning mentega yang keras dan tidak mudah larut. Perlu perlakuan khusus untuk melarutkan atau mencairkan belerang alam.

Unsur kimia berlambang S dengan nomor atom 16 ini masuk kategori nonlogam. Selain sebagai unsur hara bagi tanaman, belerang juga sering digunakan dalam dunia kosmetik untuk mengangkat kulit mati, terutama pada kulit bagian wajah. Belerang juga sering ditambahkan pada salep kulit dan memiliki daya sembuh yang ampuh.

Sulfur atau belerang berfungsi dalam pembentukan enzim dan jaringan daun serta bakal biji, serta memberi kualitas pada buah. Bintil akar dan jumlah anakan (terutama pada tanaman padi) muncul karena peran Sulfur/belerang. Jumlah anakan bisa dilihat pada tanaman padi dan talas-talasan.

Tanaman yang kekurangan Sulfur/belerang akan kerdil, tunas muda berwarna hijau muda dan mengilap agak putih kemudian menguning, lalu mati. Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil. Dengan sifatnya yang bisa mengerdilkan tanaman, Sulfur/belerang sering digunakan sebagai inhibitor (penghambat tumbuh) terutama pada tanaman yang meninggi.

Tanaman yang meninggi akan berbatang pendek.

Tak heran jika Sulfur/belerang sering digunakan para pebonsai agar tanaman tetap kerdil. Perlu diketahui, fungisida yang berbahan belerang akan memberi efek pertumbuhan yang melambat pada tanaman. Oleh karenanya, hati-hati pada tanaman baru semai yang menggunakan fungisida berbahan belerang, karena tanaman bisa kerdil karena efek inhibitor.

Karena bersifat inhibitor (penghambat pertumbuhan), kelebihan belerang akan menghambat pertumbuhan tanaman.

5. Calsium (Ca)

Calsium (Ca) merupakan unsur hara makro esensial. Calsium juga wajib ada meski tidak sebanyak unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium. Calsium berperan dalam pembentukan bulu akar, juga titik tumbuh akar. Bulu akar sangat penting dalam menyerap unsur hara yang ada pada media tanam, mengeraskan batang dan pertumbuhan sel, serta merangsang pembentukan biji. Biji menjadi bernas, seperti yang terjadi pada padi dan jagung.

Kekurangan Calsium akan menyebabkan chlorosis (kekurangan klorofil) pada daun. Sering terjadi pada daun muda yang akan merembet pada batang daun. Kekurangan Calsium secara ekstrim akan membuat daun jadi berwarna putih (varigata yang bersifat sementara). Jika kecukupan Calsium terpenuhi, sifat varigata akan hilang dan daun akan kembali hijau.

Inilah yang sering terjadi pada jual beli tanaman varigata yang berujung konflik di kemudian hari. Membeli tanaman varigata beberapa minggu, kemudian warnanya kembali normal hijau.

Tunas kuncup muda akan mati dan mengering karena daun tidak bisa membuka. Perakaran tanaman kurang sempurna dan sangat lambat dalam pertumbuhan akar baru. Pada tanaman cabai, kekurangan Calsium akan menghambat pembentukan biji, cabai mengerut seperti tak berisi biji. Tanaman cabai yang kekurangan Clsium (Ca) rentan terhadap serangan virus gemini dan mozaik, keriting daun dan tanaman menjadi kuning secara masal. Buah juga mudah rontok.

Tidak ada tanda yang spesifik jika tanaman kelebihan Calsium. Yang perlu diperhatikan,  kelebihan Calsium akan menghambat penyerapan unsur hara Kalium. Tidak jarang defisiensi unsur Kalium disebabkan oleh berlebihnya unsur Calsium (Ca), terutama pada tanah yang mengandung kapur, karena kandungan Calsium yang sangat tinggi.

6. Magnesium (Mg)

Unsur hara makro Magnesium (Mg) berperan dalam pembentukan klorofil hijau daun. Tanaman hias yang ingin berwarna cerah sering menggunakan Magnesium, yang juga berfungsi pada pembentukan karbohidrat, lemak, dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman. Magnesium juga berperan sebagai distributor transportasi Phosphat (P) ke seluruh bagian tanaman.

Kekurangan Magnesium akan membuat warna daun menjadi kusam tidak menarik. Pada daun tua akan terjadi kegagalan pembentukan klorofil. Sementara kelebihan unsur Magnesium dapat menyebabkan defisiensi Calsium. Daun dan batang secara keseluruhan akan terlihat pucat seperti kurang perawatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *