Kenapa Tanaman Butuh pH Tanah Netral? Ini Alasannya

Kadar pH tanah memegang peran penting bagi berhasil tidaknya proses bercocok tanam.

Istilah  pH merupakan kependekan dari Potential Hydrogen, berasal dari bahasa Jerman potenz yang berarti kekuatan, dan hydrogen, yang merupakan salah satu unsur yang ada di alam. Karena itu pH sering juga diartikan sebagai kekuatan hidrogen (Power of Hydrogen).

Pada kondisi ekstrim lahan kritis yang tidak bisa ditanami, keasaman pH tanah bisa berada pada angka di bawah 2.0. Dengan pH seperti ini, sudah pasti tanaman tidak bisa tumbuh. Biasanya pH seperti ini ada pada tanah rawa berair. Jika keasaman ekstrim ini terjadi pada tanah tebing bisa memunculkan resiko bahaya longsosr setiap saat. Ini karena tanaman tidak bisa tumbuh serta tidak ada akar pengikat.

Karena itu peranan pH sangat vital bagi tanah maupun proses bercocok tanam, sehingga perlu selalu dikontrol. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa (alkali) akan membuat akar sulit menyerap unsur hara . Akibatnya, tanaman tumbuh kurang maksimal dan akan tumbuh apa adanya semampu hara yang diserap akar. Pemupukan pun akan percuma dan hanya akan buang-buang waktu dan biaya karena tidak akan terserap oleh tanaman.

Skala angka atau rentang angka dalam alat ukur pH tanah adalah 0 – 14. Tanah dikatakan netral pada angka 7, minimal 6,5. Di angka netral ini, semua jenis tanaman akan tumbuh sempurna. Semakin rendah angka, kondisi tanah sangat asam. Sebaliknya, semakin tinggi angka, katakan 7,5 atau di atas 8, kondisi tanah disebut basa.  

Pada angka pH yang berlebih atau kurang, makhluk hidup yang ada di dalam tanah pun akan sulit hidup. Bakteri dan jamur bisa hidup dalam kondisi tanah memiliki pH 5,5 – 7. Dalam kondisi pH tanah seperti ini, makhluk hidup akan berkembang dan tumbuh subur. Dengan sendirinya secara organik kondisi tanah ikut menjadi subur.

Cara Menetralkan Tanah yang Asam dan Basa

Tanah yang asam harus dinetralkan agar tanaman bisa tumbuh maksimal. Cara menetralkan tanah asam adalah dengan menaburkan kapur dolomit. Sementara tanah yang basa (alkali) dinetralkan dengan menaburkan belerang atau sulfur.

Mengamati pH Tanah Asam dari Tanaman Liar

Jika tidak memiliki alat pengukur pH (pH meter) dan sifatnya darurat, kita bisa menentukan pH tanah secara alami. Ada beberapa tanaman yang sangat toleran terhadap tanah asam dan terlihat subur. Misalnya pohon harendong (bahasa Sunda) atau senggani (bahasa Jawa). Jika banyak terdapat pohon ini di satu lahan, bisa dipastikan tanah di sekitarnya bersifat asam.

Cara lain untuk menentukan pH tanah yang asam adalah dengan menggunakan kunyit (yang sudah benar-benar tua warna kuningnya). Cukup ambil kunyit sebesar ibu jari lalu letakkan di dalam tanah yang lembab. Kunyit memiliki sifat yang sama seperti kertas lakmus pengukur pH. Jika warna kunyit berubah menjadi pudar terang agak keputihan, bisa dipastikan tanah di sekitarnya bersifat asam sehingga perlu dinormalkan pHnya dengan cara menaburkan dolomit.

Apakah Media Tanam dalam Pot Bisa Bersifat Asam?

Media tanam dalam pot sebenarnya jarang sekali menjadi asam, kecuali sudah bertahun-tahun tidak tidak pernah diganti, dan selama itu dilakukan pemupukan dengan unsur Nitrogen (N) yang dominan (misalnya urea atau Za). Nitrogen (N) bisa merubah media tanam dalam pot menjadi asam. Pupuk kandang juga bisa membuat media dalam pot menjadi asam.

Jika media tanam dalam pot berubah menjadi asam, dan hanya satu pohon yang kena efek tanah asam, cukup taburkan dolomit di permukaan media tanam. Namun, prosenya tidak terjadi dengan cepat. Saat ditabur dolomit, pH media tanam dalam pot butuh waktu beberapa hari untuk menjadi normal. Biasanya pH yang normal terlihat dari pertumbuhan tunas-tunas baru pada tanaman.

Resiko pH Tanah yang Terlalu Rendah

Jika kadar pH dalam tanah sangat rendah (2-4), selain akar kesulitan menyerap unsur hara dan mikroorganisme tidak bisa hidup, ketersediaan unsur hara makro dan Molibdenum (Mo) pun menjadi hilang. Sebaliknya unsur Alumunium (Al), Fe, Mn, Bo akan berlimpah dan cenderung  over dosis. Dalam kondisi seperti ini, tanaman bisa mengalami keracunan yang berujung pada kematian tanaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *