Pemilihan metode pemupukan ditentukan berdasarkan kondisi dan usia tanaman, serta luas lahan tanam.
Salah satu bagian penting dalam pemeliharaan tanaman adalah pemupukan. Nutrisi mineral yang ada di tanah akan diserap oleh akar tanaman, sehingga tanaman dapat memberikan produksi yang optimal. Secara garis besar ada 2 metode pemupukan, yaitu pemupukan lewat daun dan pemupukan lewat akar.
Pemupukan Melalui Daun
Pemupukan melalui daun dilakukan menggunakan sprayer atau alat penyemprot yang dipompa. Dalam pertanian skala besar dan modern, pemupukan melalui daun ini ada yang menggunakan drone atau pesawat terbang karena jangkauan perkebunannya yag sangat luas. Seperti yang dilakukan di China, Rusia, atau AS.
Pemupukan Melalui Akar
Bisa dilakukan dengan cara ditebar, ditanamkan dalam tanah, lewat larikan air mengalir, atau genangan air seperti di pertanian padi tradisional. Metode pemupukan model seperti ini sasaran utamanya adalah akar tanaman.
Mana yang lebih efektif, pemupukan lewat akar atau daun?
Bedasarkan kondisi dan usia tanaman:
1. Untuk usia tanam yang masih muda seperti baru pindah semai atau tinggi tanaman masih bisa dijangkau dengan alat penyemprot, pemupukan lewat daun tentu sangat efektif karena lebih mudah.
2. Pada tanaman yang sudah besar dan tinggi, terutama tanaman buah berkayu, lebih baik menggunakan metode pemupukan lewat akar. Pasalnya, daya jangkau alat penyemprot tidak mampu menjangkau daun yang paling ujung.
Berdasarkan daya serap tanaman terhadap pupuk:
1. Pemupukan melalui daun lebih efektif karena secara morfologi daun merupakan dapur untuk mengolah unsur hara. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotan. Pemupukan lewat daun berarti penyemprotan dilakukan melewati stomata yang ada pada daun.
Stomata daun terbuka secara alamiah pada sekitar pukul 7 – 10 pagi dan pukul 16 sore. Selepas pukul 10 pagi saat terik matahari mulai keras stomata akan menutup. Menutupnya stomata merupakan cara tanaman untuk melindungi diri dari penguapan karena terik, yang artinya inilah cara tanaman mempertahankan diri untuk hidup dari kekeringan.
Bagian bawah permukaan daun merupakan titik penyemprotan yang paling tepat untuk semua jenis tanaman, karena stomata banyak terkumpul di bawah permukaan daun. Hasil pemupukan lewat daun bisa terlihat instan karena langsung diserap tanaman, sekitar satu jam setelah penyempotan.
Pupuk daun ada yang berbentuk cair dan granul berupa serbuk yang terlebih dahulu dilarutkan dalam air. Sebaiknya hati-hati saat pemberian dosis, ikuti aturan sesuai yang dianjurkan dalam kemasan, karena jika melebihi dosis, pupuk daun mudah sekali menimbulkan efek terbakar pada daun.
Pupuk daun ada yang untuk fase vegetatif (untuk melebatkan daun dan menimbulkan tunas-tunas baru) ada pula untuk tanaman yang masuk masa fase generatif (pembungaan dan pembuahan). Biasanya diberi pembeda pada warna kemasan. Umumnya untuk fase vegetatif diberi warna dominan hijau sementara untuk fase generatif dominan dengan warna merah.
2. Pupuk lewat akar dibedakan menjadi pupuk fase vegetatif dan pupuk fase generatif.
Pemupukan lewat akar akan menjalani proses yang lebih lama. Akar akan terlebih dulu menyerap hara lewat ujung dan bulu-bulu akar, kemudian mendistribusikannya ke seluruh bagian tanaman lewat kulit batang tanaman, dibantu oleh mekanisme fotosintesis. Dari mekanisme ini kita bisa melihat ada jeda hasil pemupukan lewat akar. Efeknya baru bisa terlihat antara 24 sampai 48 jam. Itu sebabnya, jika tanaman akan dikirim ke tujuan yang cukup jauh, para petani terlebih dulu akan menyemprotkan unsur hara, terutama hormon, yang membuat tanaman selalu segar. Misalnya vitamin B1.
Samakah pupuk untuk akar dan untuk daun?
Pupuk daun dirancang untuk diaplikasikan lewat stomata dan biasanya dosisnya sangat rendah. Sementara pupuk akar dirancang untuk penyerapan lewat akar. Fungsi akar dan daun sangat berbeda namun punya tujuan yang sama, yakni mendistribusikan unsur hara ke seluruh bagian tanaman sesuai fungsinya.
Pabrikan penghasil pupuk sengaja membuat segmentasi jenis pupuk, dengan pertimbangan tanaman juga melewati masa-masa tanam, masa pemeliharaan intensif, dan masa remaja. Fase ini merupakan masa vegetatif yang sangat memerlukan pupuk daun.
Jika tanaman masuk fase generatif, sebaiknya jangan gunakan pupuk vegetatif. Pohon tidak akan pernah berbuah karena yang dirangsang pupuk vegetatif adalah daun dan tunas baru. Pembungaan akan dihambat oleh unsur hara Nitrogen (N), begitu juga sebaliknya, jangan gunakan pupuk generatif pada saat tanaman masih kecil dan baru beberapa bulan semai.

Praktisi dan pemerhati pertanian, penulis buku.